Lampung
Realisasi Belanja Daerah Dinilai Bagus, Kemendagri Mengapresiasi Kinerja Pemprov Lampung

Alteripost.co, Bandarlampung-
Kabar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung kembali mendapat Apresiasi dari Pemerintah Pusat, dalam hal realisasi Belanja Daerah dibenarkan oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Lampung Marindo.
Pasalnya, pihaknya telah melakukan komunikasi melalui sambungan telepon dengan Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri, Mochamad Ardian Noevianto.
Sementara itu, Sekertaris Daerah Provinsi Lampung, Ir. Fahrizal Darminto lebih jauh mengungkapkan bahwa dalam berbagai kesempatan Gubernur Arinal Djunaidi mendorong seluruh Kabupaten/Kota, untuk melakukan percepatan realisasi anggaran belanja daerah.
Fahrizal juga menjelaskan, langkah yang telah ditempuh oleh Gubernur Lampung terkait dengan insentif tenaga kesehatan yaitu dengan diterbitkannya Surat nomor : 900/2628/VI.02/2021 tanggal 19 Juli 2021 perihal Percepatan Realisasi Belanja Pengendalian dan Penanganan Dampak Covid-19 dan Inakes TA. 2021.
“Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan kinerja yang diiringi dengan percepatan penyerapan anggaran, sehingga Kabupaten dan Kota mampu melaksanakan pembangunan dengan capaian kerja yang telah ditetapkan,” ujar Fahrizal.
Sebelumnya, dilansir dari konferensi pers Dirjen Keuangan Daerah pada tautan https://youtu.be/uaQ53zgOkDc, Ardian mengatakan belanja daerah secara agregat di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia per 15 Juli 2021 mencapai 33,08 persen atau Rp 410,06 triliun. Realisasi belanja daerah tersebut masih lebih rendah dibandingkan realisasi belanja daerah pada periode 31 Juli 2020 yang mencapai 37,62 persen atau Rp 439,08 triliun.
“Belanja agregat per 15 Juli 2021 ada di angka 33,08 persen. Itu uang yang sudah keluar dari APBD, baik APBD di provinsi maupun di kabupaten/kota,” kata Mochamad Ardian Noervianto dalam keterangan pers secara virtual, Senin (19/7/2021).
Sebagaimana diungkapkan oleh Ardian, Provinsi Lampung menduduki peringkat pertama dalam persentase relaisasi Belanja APBD Provinsi se-Indonesia TA. 2021.
Dalam kesempatan itu, Ardian memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Lampung yang meraih persentase realisasi belanja daerah tertinggi di Indonesia, yakni 47,52 persen. Sehingga dapat memperkecil gap atau jarak dengan realisasi pendapatannya yang sebesar 49,97 persen.
“Jadi gap antara pendapatan dengan belanjanya tipis. Ini suatu prestasi bagi Provinsi Lampung yang sudah mengejar realisasi belanjanya hampir mendekati pendapatan. Sedangkan realisasi belanja terendah ada di Sulawesi Tenggara sebesar 24,56 persen,” ujar Mochamad Ardian Noervianto.
Sebelumnya, Provinsi Lampung juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri dalam Rakor Evaluasi PPKM beberapa waktu lalu, bahwa sesuai data Realisasi Insentif Tenaga Kesehatan Daerah Provinsi per tanggal 14 Juli 2021, Provinsi Lampung menduduki urutan ke enam dengan capaian 42,70 persen dalam realisasi insentif untuk tenaga kesehatan.
Lebih lanjut, Dirjen Keuda mengharapkan seluruh pemerintah daerah dapat meniru Provinsi Lampung yang mampu memperkecil jarak antara realisasi pendapatan dengan belanja daerah. Diharapkannya, antara pendapatan dengan belanja dapat berimbang.
Meskipun ia memahami betul, pemerintah daerah pasti mempersiapkan sebagian pendapatannya untuk mengatasi belanja ke depan. (Gus/rls)
Lampung
Peluncuran Buku “Terjebak di Puncak”, Kisah Inspiratif di Balik Kepemimpinan Pj. Gubernur Lampung

Alteripost Bandar Lampung – Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, didampingi Pj. Bunda Literasi Provinsi Lampung, Maidawati Retnoningsih menghadiri peluncuran Buku “Terjebak di Puncak”, bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Senin (10/2/2025).
Pj. Gubernur dalam sambutannya menyebutkan bahwa buku ini merupakan catatan perjalanan dan refleksi dari seorang istri Pj. Gubernur.
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya Maidawati Retnoningsih atas keberanian, kejujuran dan ketulusan dalam menuliskan pengalaman selama mendampingi saya,” ujarnya.
Buku yang ditulis oleh Maidawati Retnoningsih adalah kisah pribadi, tetapi juga sebuah potret realitas tentang dinamika tantangan dan pengalaman yang tidak semua orang mengetahui dibalik layar seorang Pimpinan Daerah.
“Maidawati ini memiliki peran yang bukan hanya sekedar pendamping tetapi juga mitra strategis yang selalu memberikan dukungan moral, emosional dan intelektual dalam berbagai situasi,” ujarnya.
Pj. Gubernur meyakini bahwa dibalik setiap keputusan yang diambil dan setiap langkah dalam menjalankan amanah ada peran besar seorang istri yang penuh kesabaran, penuh pengertian dan ketulusan.
“Dibalik kesuksesan seorang suami hebat pasti ada istri hebat yang mendukung dan mendorongnya,” lanjutnya.
Buku ini juga memberikan gambaran yang lebih humanis tentang kehidupan di pemerintahan, tentang suka dan duka serta bagaimana menjalani peran dengan penuh keikhlasan.
“Saya berharap buku terjebak di puncak dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi istri pejabat baik di lampung maupun diluar lampung, yang menghadapi tantangan dalam mendampingi pasangan mereka untuk mengemban tugas pemerintahan atau tugas negara,” sambungnya.
Pj. Gubernur juga mengajak semua yang hadir untuk menjadikan buku ini sebagai bahan refleksi dan pembelajaran, kisah yang dituangkan dalam buku tersebut dapat memberikan perspektif baru tentang arti sebuah kesetiaan, pengorbanan dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan sebagai seorang pemimpin dan pendamping.
Dalam kesempatan yang sama, Pj. Bunda Literasi Provinsi Lampung, Maidawati Retnoningsih, menjelaskan bahwa buku yang diluncurkan adalah bentuk refleksi penuh makna, menghadirkan kisah nyata sarat dengan perjuangan, tantangan, dan pembelajaran hidup.
Sebuah karya yang tidak hanya menggugah, tetapi juga wawasan yang memberikan informasi mendalam tentang perjalanan seorang perempuan dalam menghadapi dinamika kehidupan di puncak kepemimpinan.
“Melalui buku ini, kita diajak untuk memahami sisi lain dari kepemimpinan, bukan dari sudut pandang seorang pemimpin, tetapi dari pasangan yang turut mendampingi. Betapa banyak nilai yang bisa kita petik, mulai dari keteguhan hati, pengorbanan, hingga makna dari sebuah pengabdian,” ucapnya.
“Saya berharap buku ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi kaum perempuan yang tengah berjuang dalam berbagai peran mereka. Semoga dengan hadirnya buku ini, semangat literasi semakin berkembang, membuka ruang bagi lebih banyak narasi yang menggugah dan membangun,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Lampung, Riski Sofyan, menjelaskan bahwa dengan peluncuran buku “Terjebak di Puncak” diharapkan akan mendukung eksistensi dan keberadaan perpustakaan dalam mengembangkan minat baca, sehingga bertumbuh wawasan dan pemahaman masyarakat Lampung, mengenai bagaimana mengelola peran ganda seorang istri yang mencapai keberhasilan dengan kecakapan dan kemampuan yang luar biasa. (*)