Ruwajurai
Jaga Kelestarian Lingkungan, CCEP Bersama dishut Lampung Tanam Seribu Pohon

Alteripost.co, Pesawaran-
Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung melakukan penanaman 1.000 mangrove memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia di Pesisir pantai Cuku Nyinyi Desa Sidodadi, Kecamatan Telukpandan, Pesawaran, Minggu (28/11/2021).
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan mangrove merupakan salah satu faktor esensial untuk mempertahankan lingkungan di pesisir, sektor perikanan, dan berbagai manfaat lainnya.
Ia pun mengapresiasi kerja sama Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Coca-Cola, dan kelompok tani penggiat mangrove.
“Kegiatan penanaman mangrove di Cuku Nyinyi Desa Sidodadi, Telukpandan, dalam memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2021 ini sangat penting untuk kelestarian lingkungan. Ini merupakan salah satu kepedulian sektor swasta dalam menjaga lingkungan pesisir,” kata Arinal dalam sambutan virtualnya.
Head of Corporate Affair CCEP Indonesia, Dhedy Adi Nugroho mengatakan, Indonesia menduduki urutan ke 3 hutan hujan terbesar dunia setelah Brazil dan Afrika memiliki luas hutan mencapai 933 ribu km persegi. Keberadaan pohon yang ada dalam hutan sangat penting bagi bumi dan kehidupan manusia.
“Pohon harus selalu ditanam dan dijaga sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida. Penanam mangrove yang dilakukan hari ini juga penting sebagai gerakan untuk mengurangi emisi karbon ke depan,” kata Dhedy melalui sambungan virtual.
Lanjutnya, pihak CCEP Indonesia berkomitmen untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi terbarukan antara lain dengan pemasangan panel surya di Pabrik Bekasi 1 dan Pasuruan.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan melakukan penanaman pohon baik di lahan yang dimilik, yaitu Coca Cola Forest, maupun berkolaborasi dengan stakeholder terkait.
Penanaman pohon adalah langkah strategis jangka panjang yang perlu bersama-sama di lakukan untuk dapat menjaga kelestarian alam sekaligus mengurangi emisi karbon,” tambahnya.
Kegiatan penanaman mangrove di Sidodadi dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchiansyah, CA Regional Manager West Indonesia CCEP Indonesia Yayan Sopian, Camat Telukpandan, Kepala Desa Sidodadi.
Kemudian, kelompok penggiat mangrove KTH Bina Jaya Lestari Desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan, penggiat Tahura Wan Abdul Rachman, komunitas alumni Fakultas Kehutanan, ACT, dan perwakilan media.
Aksi penanaman pohon memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia itu juga diikuti penanaman pohon dari para penggiat lingkungan di Bengkulu, Sea Turtle Camp Pasir Jambak, dan ACT Kepulauan Riau yang bergabung secara virtual.
Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2008, tanggal 28 November ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia yang dimaksudkan untuk memberikan kesadaran dan kepedulian kepada masyarakat tentang pentingnya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon. (rls)
Bandar Lampung
Minim Dukungan Media Lokal, Warga Bandar Lampung Suarakan Krisis Banjir ke Nasional

Alteripost Bandar Lampung – Sejumlah warga kembali menggelar orasi untuk keempat kalinya di depan Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung pada Senin (28/4/2025), menuntut Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, mengambil langkah konkret dalam penanganan masalah banjir di kota tersebut.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi sebelumnya pada 25 April 2025, di mana Wali Kota Eva Dwiana sempat berencana berdialog dengan massa. Namun, warga menolak pertemuan di dalam kantor dan meminta Wali Kota berdialog secara terbuka di tengah panas terik bersama warga.
Salah satu peserta aksi, Zaskia Melisa, mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya pemberitaan media lokal terkait persoalan banjir di Bandar Lampung.
“Seperti yang kawan-kawan lihat, berita soal banjir sudah naik sampai ke tingkat nasional, namun hanya satu media besar di Lampung yang memberitakannya. Media-media lokal seolah bungkam,” kata Zaskia saat diwawancarai.
Ia menegaskan pernyataannya itu merupakan hasil pengamatan pribadi dari perkembangan media sosial, dan bukan tuduhan terhadap institusi tertentu.
“Rules-nya biasanya dari lembaga individu, kemudian ke lembaga kecil, akun-akun pergerakan, lalu ke media nasional. Sementara media lokal di Lampung belum terlihat menyuarakan isu ini. Saya melihat ini dari sudut pandang objektif, tanpa bermaksud menuduh,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan yang menyebutkan bahwa peserta demo bukan warga Bandar Lampung, Zaskia memberikan klarifikasi.
“Aku sedikit tertawa. Apakah kita harus menjadi warga Palestina untuk berbicara soal Free Palestine? Kan tidak. Aku orang Lampung, hanya saja secara administrasi belum pindah menjadi warga Bandar Lampung. Aku kuliah dan tinggal di sini, punya rasa kemanusiaan, maka aku juga berhak menyuarakan aspirasi,” tegasnya.
Sementara itu, pantauan di lapangan menunjukkan Kasat Pol PP bersama Kapolsek berupaya bernegosiasi dengan massa aksi. Sempat terjadi aksi dorong-mendorong antara massa dan petugas Pol PP, saat sejumlah warga mencoba merangsek masuk ke dalam kantor walikota. Namun situasi akhirnya berhasil dikendalikan.
Hingga massa membubarkan diri, Wali Kota Eva Dwiana belum dapat ditemui. Aparat gabungan dari Pol PP dan Kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan. (TIM).