Connect with us

Lampung

Jaga Keseimbangan Lingkungan,Pj. Gubernur Lampung Tanam Pohon di Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar

Published

on

Alteripost Lampung Selatan – Pj. Gubernur Lampung, Samsudin melakukan Penanaman Pohon dalam rangka Penghijauan Lingkungan Ruas Tol Bakauheni – Terbanggi Besar, di Rest Area 49 B, Selasa (11/2/2025).

Adapun jumlah pohon yang ditanam dalam kegiatan ini sebanyak 1000 bibit dari jenis bibit-bibit produktif dan kayu-kayuan yang cocok ditanam di pinggir jalan.

Kegiatan serupa juga dilaksanakan secara bersamaan di Komplek Perkantoran Kotabaru, serta di Sabah Balau sekitar Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Lampung.

Pj. Gubernur Samsudin mengatakan bahwa salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan tutupan lahan di sepanjang ruang kosong yang pada gilirannya akan berkontribusi dalam mencapai target Indeks Kualitas Lahan (IKL) dan menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Daerah.

Selain itu, penanaman pohon ini juga akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas udara, mengurangi polusi, serta memberikan keindahan alam yang dapat dinikmati oleh masyarakat di sepanjang ruas tol dan ruang yang ditanami pohon.

Pj. Gubernur juga menjelaskan bahwa penghijauan ini merupakan peran aktif pemerintah dalam menjaga keseimbangan lingkungan sebagai imbas adanya pembangunan.

“Selaku pemerintah harus melakukan keseimbangan. Keseimbangan antara apa yang sudah kita korbankan dengan apa yang sudah dihasilkan, tentu harus kita jaga ekosistem ini jangan sampai menjadi bencana bagi masyarakat, salah satunya banjir,” ujar Pj. Gubernur.

Ia selanjutnya berpesan kepada seluruh masyarakat agar kegiatan menanam pohon menjadi bagian dari hidup untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai warisan bagi anak cucu di masa depan.

Pj. Gubernur juga berterimakasih kepada PT. HAKAASTON, BP DAS Way Seputih Way Sekampung, para mahasiswa, masyarakat dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini.

Manajer Usaha Jasa Lainnya PT. HAKAASTON Terbanggi Besar – Bakauheni Yudhi Setiawan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjaga keseimbangan lingkungan, mendukung keberlanjutan ekosistem, serta memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Upaya penghijuan ini merupakan salah satu langkah nyata yang kami lakukan, untuk memitigasi dampak pembangunan jalan tol, serta meningkatkan kualitas lingkungan,” ungkap Yudhi Setiawan.

Dengan penanaman bibit pohon ini, Yudhi berharap dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon, meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, serta menciptakan ruang hijau yang lebih asri dan nyaman.(*)

Facebook Comments Box
Continue Reading

Lampung

Gubernur Rahmat Mirzani Tingkatkan Kesejahteraan Petani Singkong di Lampung: Harga Kompetitif Dibanding Daerah Lain

Published

on

Alteripost Bandar Lampung – Provinsi Lampung, sebagai salah satu sentra produksi singkong di Indonesia, telah menetapkan harga resmi singkong sebesar Rp1.400 per kilogram dengan potongan rafaksi maksimal 15% pada 23 Desember 2024. Namun, implementasi harga ini menghadapi kendala karena beberapa perusahaan tapioka di Lampung Timur memilih tutup dan belum mengindahkan keputusan tersebut.

Pada 31 Januari 2025, Kementerian Pertanian menetapkan harga pembelian singkong untuk industri tepung nasional sebesar Rp1.350 per kilogram dengan potongan rafaksi maksimal 15%, berlaku secara nasional.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menegaskan komitmennya dalam mensejahterakan petani dan mendorong pengusaha untuk mematuhi aturan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, petani, dan pengusaha dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.

“Bapak Presiden melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan harga singkong sebesar Rp1.350 per kilogram dan sudah berlaku mulai 31 Januari 2025,” ujarnya.

Di provinsi lain, harga singkong cenderung mengikuti ketetapan nasional sebesar Rp1.350 per kilogram. Namun, implementasi harga ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasar dan kesepakatan antara petani dan industri setempat. Misalnya, di beberapa daerah, harga singkong sempat anjlok akibat produksi berlebih dan rendahnya mutu singkong, sehingga kalah bersaing dengan tepung tapioka impor dari Thailand dan Kamboja.

Dengan demikian, meskipun terdapat ketetapan harga nasional, perbedaan harga singkong bahan tapioka antara Lampung dan provinsi lainnya dapat terjadi akibat faktor-faktor lokal seperti kebijakan pemerintah daerah, kondisi pasar, kualitas singkong, dan respons industri terhadap kebijakan tersebut.

Selanjutnya, Gubernur berencana untuk kembali bertemu dengan perusahaan singkong di Lampung, guna mencapai formulasi tata niaga singkong yang baik di Lampung.

Guna menekan biaya produksi petani, Gubernur Mirza juga mendorong swasembada pupuk. Gubernur menjelaskan bahwa saat ini 70% dari Harga Pokok Produksi (HPP) petani berasal dari biaya pupuk, sehingga swasembada pupuk menjadi kunci untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan kesejahteraan petani singkong di Provinsi Lampung dibawah kepemimpinan Gubernur Rahmat Mirzani dapat meningkat, dan stabilitas harga komoditas ini terjaga, sehingga memberikan dampak positif bagi petani dan perekonomian daerah. (*)

Facebook Comments Box
Continue Reading