Lampung
Singkong Lampung Jadi Sorotan, Gubernur Rahmat dan Menko Airlangga Rumuskan Solusi Tata Niaga

Alteripost Jakarta – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama sejumlah kepala daerah di Provinsi Lampung menggelar pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Pertemuan tersebut membahas persoalan tata niaga singkong atau ubi kayu yang selama ini menjadi komoditas penting di Lampung.
Dalam pertemuan itu hadir Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, juga hadir dari sejumlah pejabat Kementrian terkait seperti Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian.
Turut hadir juga Perhimpunan Pengusaha Tepung Tapioka Indonesia (PPTTI), Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia PPUKI), Gabungan Pengusaha industri pengolahan kertas, serta perwakilan industri pengolahan pangan.
Dari Lampung yang hadir dalam pertemuan itu Ketua DPRD Provinsi Lampung Ahmad Giri Akbar, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tataniaga Ubi Kayu DPRD Lampung Mikdar Ilyas, serta Kepala Derah atau yang mewakili dari Lampung Utara, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Mesuji, dan Lampung Timur.
Pertemuan menghasilkan empat kesepakatan strategis yang diharapkan mampu memperbaiki tata kelola dan keberlanjutan komoditas ubi kayu di Lampung, yaitu:
1. Pembatasan impor tapioka melalui pengaturan larangan terbatas (lartas), di mana impor hanya dapat dilakukan oleh produsen yang mendapat rekomendasi dari Kementerian Perindustrian.
2. Penerapan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) sementara selama 200 hari sebagai _safe guard_ tambahan untuk impor tapioka.
3. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk ubi kayu yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Pertanian, serta HET tapioka yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Perdagangan.
4. Standarisasi alat ukur kadar aci yang akan ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Lampung, Mulyadi Irsan, mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djauzal meminta Pemerintah Pusat segera menetapkan kepastian harga acuan singkong yang ditetapkan oleh kementan dan Tapioka yang ditetapkan oleh kemendag secepat mungkin agar harga singkong bisa segera naik. (*)
Lampung
Gubernur Mirza: Touring Nomadic 2025 Sarana Efektif Promosi Wisata Lampung

Alteripost Bandar Lampung – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mendukung penuh Touring Nomadic 2025 yang Digelar Brigade Infanteri 4 Marinir/BS Piabung untuk mendongkrak pertumbuhan pariwisata dan UMKM lokal.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Mirza saat menerima Komandan Brigade Infanteri 4 Marinir/BS Piabung Lampung Kolonel Mar Supriadi Tarigan bersama jajaran anggota dan perwakilan penyelenggara Nomadic, di Ruang Kerja Gubernur, Kantor Gubernur Lampung, Kamis (18/9/2025).
Touring Nomadic sendiri akan berlangsung di Lampung pada 25–28 September 2025 mendatang.
Acara ini direncanakan melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari touring dan kunjungan ke lokasi wisata, bakti sosial, pembagian makan siang gratis, aksi bersih-bersih laut, hingga kegiatan sosial yang menggandeng pelaku UMKM lokal.
Gubernur Mirza menyambut baik inisiatif tersebut dan menilai kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana efektif untuk mempromosikan pariwisata Lampung. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah terus mendorong berbagai event kreatif agar Lampung semakin dikenal luas, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
“Kita sedang gencar-gencarnya menghadirkan berbagai kegiatan di Lampung. Harapannya, nanti peserta ikut menceritakan tentang Lampung, mempromosikan keindahan alam dan budaya kita,” ujar Mirza
Ia menambahkan, Lampung saat ini tercatat sebagai provinsi dengan tingkat kunjungan wisatawan tertinggi di luar Jawa-Bali. Namun, masih banyak destinasi, termasuk pulau-pulau indah yang belum terekspos secara maksimal. Oleh karena itu, Gubernur Mirza mengajak peserta dan komunitas yang terlibat untuk aktif memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.
Menurutnya, mayoritas promosi wisata Lampung saat ini justru dilakukan oleh masyarakat. Dengan keterlibatan komunitas dan berbagai pihak, kegiatan Nomadic diharapkan tidak hanya memberikan manfaat sosial tetapi juga mendorong peningkatan kunjungan wisata serta memperkuat ekosistem pariwisata daerah. (*)