Lampung Selatan
Bupati Nanang Serahkan Uang Duka Kepada Ahli Waris

Alteripost.co, Lampung Selatan-
Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Lampung Selatan menyerahkan santunan uang duka kepada keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup kabupaten setempat yang meninggal dunia.
Santunan berupa uang tunai masing-masing sebesar Rp.5 juta diserahkan langsung Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto kepada ahli waris di ruang kerjanya, Kamis (6/5/2021).
Hadir juga Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Puji Sukanto selaku Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Lampung Selatan beserta jajaran.
Puji Sukanto mengatakan, pemberian santunan itu merupakan program Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Lampung Selatan yang diberikan kepada seluruh anggota KORPRI yang meninggal dunia.
“Santunan ini merupakan bentuk ungkapan rasa belasungkawa atas meninggalnya PNS selaku anggota KORPRI,” kata Puji Sukanto.
Sementara itu, Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto sangat mengapresiasi Dewan Pengurus KORPRI atas program-program yang telah berjalan selama ini.
Pada kesempatan itu, Nanang juga turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Nanang juga berpesan, santunan yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh ahli waris.
“Semoga pengabdian selama menjadi PNS akan dicatat menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT, diampuni segala dosa dan kesalahannya, meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Bagi keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kesabaran, ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah ini,” kata Nanang. (*)
Lampung Selatan
Belajar Sambil Bermain, Murid TK Kunjungi Pabrik Tempe di Kalianda

Alteripost Kalianda – Puluhan murid TK Negeri Pembina Kalianda, mengunjungi pabrik tempe yang berada di Kampung Sukamekar, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Senin (5/5/2025).
Kegiatan itu dipimpin langsung Kepala TK Negeri Pembina Kalianda, Hj. Mashuri, S.Pd, beserta sejumlah dewan guru dan wali murid. Disana mereka belajar bagaimana membuat tempe.
Hj. Mashuri mengatakan, kunjungan itu merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka khususnya pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk anak didiknya.
“Sebelumnya anak-anak di sekolah memang sudah diperkenalkan dengan tempe. Hari mereka diajak melihat langsung proses pembuatannya di pabrik. Mulai dari kacang kedelai sampai menjadi tempe, hingga membeli tempe di tempatnya langsung,” ujar Hj. Mashuri.
Mashuri berharap, dengan terjun langsung ke lapangan, anak-anak bisa lebih menyukai dan mencintai salah satu makanan tradisional asli dari Indonesia tersebut.
“Harapannya anak-anak akan suka makan tempe sebagai makanan bergizi. Nanti insyaalah juga kita akan adakan market day, dimana anak-anak akan belajar menjual makanan olahan yang terbuat dari tempe,” kata Hj. Mashuri.
Sementara itu, Nuridin, pemilik pabrik tempe, mengapresiasi kunjungan tersebut, Dirinya merasa senang pabriknya menjadi bagian dari kegiatan edukasi anak-anak TK.
Nuridin menceritakan, ia telah memulai usaha membuat tempe sejak tahun 1992. “Usaha dari 1992. Masuk disini (Kampung Sukamekar) mulai tahun 1995,” ujar Nuridin kepada media ini.
Nuridin menyebut, tempe yang diproduksinya di pasok ke Pasar Kalianda dan seputaran wilayah Kecamatan Kalianda, dengan harga jual Rp5.000 untuk tempe yang dibungkus daun pisang dan Rp4.000 untuk tempe yang dibungkus dengan plastik.
“Sehari kita produksi 2,5 kwintal tempe. Kita pasarkan di Kalianda saja,” kata Nuridin.
Melalui kegiatan P5 tersebut, diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak, sekaligus menanamkan nilai-nilai kemandirian dan jiwa kewirausahaan sejak dini. (Rls)