Connect with us

DPRD

Pancasila Sudah Final Sebagai Dasar Negara, Mesti Dirawat dan Dijaga

Published

on

Foto: Wakil Ketua I DPRD Lampung Elly Wahyuni saat melangsungkan kegiatan Sosialisasi PIP dan WK (istimewa)

 

Alteripost.co, Pesawaran-
Dalam mencegah dan menangkal Paham-paham radikal agar tidak berkembang di tengah masyarakat. Setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung melangsungkan kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP& WK) di masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil).

Seperti yang dilakukan Wakil Ketua I DPRD Lampung Elly Wahyuni. Ia turun ke Dapil untuk melangsungkan kegiatan sosialisasi PIP dan WK yang dihadiri ratusan masyarakat setempat di Desa Cipadang, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (19/02/2022).

Di hadapan peserta yang hadir, Elly sapaan akrabnya mengatakan bahwa perjuangan para pendahulu bangsa dalam memerdekakan Indonesia dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elemen masyarakat, untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Perjuangan para pendahulu bangsa dalam memerdekakan negara ini bukan perkara mudah. Jadi harus kita petik hikmah dan menjadi pembelajaran bagi kita semua, untuk menjaga keutuhan NKRI ini,” kata dia.

Ketua PIRA Lampung tersebut pun mendorong masyarakat yang hadir untuk berperan dalam menangkal Paham-paham radikal agar tidak berkembang di lingkungan masing-masing.

Menurutnya, seluruh elemen masyarakat mesti mempunyai komitmen dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Selain itu, Pancasila sebagai dasar negara harus dirawat dan dijaga.

“Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Semua pihak harus bersama-sama menjaga dan merawat keutuhan Pancasila,” (Gus)

Facebook Comments Box
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DPRD

Deni Ribowo: Deflasi Pendidikan 15 Persen, Bukti Keberpihakan Gubernur ke Masyarakat

Published

on

Alteripost Bandar Lampung – Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung Deni Ribowo mengapresiasi capaian deflasi signifikan pada sektor pendidikan di bawah kepemimpinan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.

Deni mengatakan, kondisi ini merupakan fenomena baru yang belum pernah terjadi dalam kurun beberapa dekade terakhir.

“Deflasi hingga 15 persen di era Gubernur Rahmat Mirzani Djausal ini belum pernah terjadi dalam belasan tahun terakhir. Dari data BPS, ada empat subkelompok pendidikan yang dicatat, dan dua di antaranya mengalami deflasi tajam, yakni pendidikan dasar serta anak usia dini minus 1,77 persen, serta pendidikan menengah yang anjlok hingga minus 51,23 persen,” kata Deni, Selasa (02/09/).

Sebaliknya, pendidikan tinggi justru mencatat kenaikan sebesar 11,95 persen. Bagi Deni, fenomena ini menandakan adanya perubahan besar dalam struktur biaya pendidikan yang pada akhirnya memberi dampak pada perputaran ekonomi masyarakat.

Bahkan, kebijakan penghapusan uang komite serta pemberian subsidi pendidikan yang dijalankan sejak awal tahun 2025 telah memberi kontribusi nyata dalam menekan beban ekonomi keluarga di Lampung.

“Ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Kebijakan Gubernur soal penghapusan uang komite dan subsidi pendidikan terbukti berdampak baik, bukan hanya meringankan orang tua, tapi juga menggerakkan sektor ekonomi. Komisi V memberikan apresiasi kepada Gubernur Lampung yang bersama DPRD telah bekerja keras menghadirkan kebijakan pro-rakyat,” ungkapnya

Untuk itu, kata Politisi Demokrat Lampung ini, bahwa capaian ini akan mendorong kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung di masa mendatang, sehingga provinsi ini bisa mempercepat langkah untuk bersaing dengan daerah lain yang lebih maju.

“Tentu semua pihak harus ikut mengawal kebijakan ini. Kalau ada yang kurang, mari sama-sama kita koreksi. Tapi kalau baik, harus kita dukung agar manfaatnya lebih luas,” tandasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan (year on year/yoy) Lampung pada Agustus 2025 tercatat hanya 1,05 persen, lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 2,33 persen. Inflasi masih didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,12 persen, terutama dari komoditas bawang merah, beras, dan tomat.

Sementara itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya justru mengalami inflasi tinggi hingga 6,76 persen. Namun, yang paling menonjol adalah kelompok pendidikan yang menyumbang deflasi 0,98 persen, dipicu kebijakan restrukturisasi biaya pendidikan oleh Pemprov Lampung.(*)

Facebook Comments Box
Continue Reading