Connect with us

DPRD

Soal Kegiatan Vaksinasi Yang Membludak, DPRD Minta Dinkes Lampung Evaluasi Diri

Published

on

Foto: anggota Komisi V DPRD Lampung Asih Fatwanita

 

Alteripost.co, Bandarlampung-
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung Asih Fatwanita, menyesalkan kejadian vaksinasi yang menyebabkan ribuan orang berkerumun di Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Ini yang kami sesalkan. Meski tujuannya baik, tapi teknis di lapangan tidak, akhirnya terkesan tidak siap,” kata Anggota Komisi V DPRD Lampung tersebut, Senin (05/07/2021).

Menurutnya, ketika hendak melakukan vaksinasi, seharusnya Dinkes Provinsi Lampung melakukan komunikasi dengan banyak pihak agar tidak memunculkan keramaian.

Karena, dikhawatirkan dengan membludaknya peserta vaksinasi membuat penyebaran Covid 19 semakin banyak, sehingga memunculkan cluster baru dan masuknya varian Delta di Bumi Ruwa Jurai.

“Yang kita takutkan makin banyak kenanya. Saya hanya sesalkan bahwa teknis di lapangan terkesan tidak siap. Walaupun saya tahu niatnya untuk kebaikan,” ungkap Wakil Ketua Fraksi NasDem DPRD Lampung tersebut.

“Tapi harus disayangkan juga niat baik kalau eksekusi tidak baik juga akhirnya kesannya tidak baik. Jadi lain kali kalau mau ngadain vaksinasi secara teknis mesti dibicarakan berbagai pihak termaksud Pemkot Bandar Lampung yang punya wilayah,” jelas dia.

Oleh karena itu, menurut dia, para panitia vaksinasi di Dinkes Lampung tersebut harus dievaluasi dan mengevaluasi diri.

“Kita harus berbesar hati untuk mengakui bahwa teknis di lapangan kemarin kurang baik, sehingga terjadilah kerumunan antrean yang tidak dapat diantisipasi oleh panitia. Walaupun tujuannya baik, mereka harus tetap mengevaluasi diri,” ucapnya.(*).

Facebook Comments Box
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DPRD

Penagguhan Penahanan Oknum Guru Kasus Asusila Disoal, Lesty Desak Polisi Kembali Tahan Pelaku

Published

on

Foto: Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Lampung Lesty Putri Utami (istimewa)

 

Alteripost.co, Bandarlampung-
Kenyataan begitu pahit bagi keluarga dan siswi berinisial (S) berusia sekitar 11 tahun yang menjadi korban asusila oknum gurunya sendiri.
Dugaan tindakan asusila ini dilakukan FZ, pelaku merupakan guru yang mengajar Bahasa Arab di sekolah SD Islam terpadu di Bandarlampung.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, FZ berstatus suami dari seorang selebgram dan MUA di Bandar Lampung.

Kasus oknum guru FZ, membuat Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Lampung Lesty Putri Utami geram. Ia meminta pihak Kepolisian meninjau kembali Penagguhan penahanan yang diberikan kepada pelaku.

“Saya sangat miris campur geram (kesal), kenapa pelaku mendapatkan penaguhan penahanan? Seharusnya penyidik Polresta Bandarlampung melalui Unit PPA menahan pelaku,” tegas Lesty, Jumat (01/11/2024).

Lesty pun mengungkapkan, menurut UU nomor 12 tahun 2023 tentang tindak pidana kekerasan seksual, menjadi dasar yang sangat jelas, supaya terduga pelaku asusila guru terhadap muridnya diproses dengan tegas dan tanpa pandang bulu.

Kemudian, penyidik diminta untuk menjamin keselamatan dan keamanan bagi korban, dengan mengajukan ke LPSK. Dan Pemerintah dapat masuk dengan menggandeng Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) setempat.

Lanjut Lesty, dalam kasus asusila yang dilakukan oknum guru FZ terhadap muridnya, seharusnya korban mendapatkan perlakuan yang baik dalam proses penegakkan hukum, apalagi korban ini merupakan murid SD yang masih berusia 11 tahun.

“Kepada Bapak Kapolresta Bandarlampung beserta jajarannya, saya minta peninjauan kembali soal penagguhan penahanan terhadap oknum guru FZ. Tolong dikaji kembali, karena dalam kasus ini yang sangat dirugikan adalah pihak korban. Apalagi korban ini statusnya masih di bawah umur,” pungkas Lesty.

Tak lama setelah masuk sel, tersangka mendapat penangguhan penahanan atas permintaan keluarganya, ucap Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol M Hendrik Apriliyanto.

Sebagai jaminan untuk pelaku, diserahkan uang Rp50 juta dan sertifikat hak milik (SHM) tanah atas nama SH yang merupakan kakak kandung tersangka.

Polisi menganggap FZ tidak menunjukkan tanda-tanda akan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

FZ juga dinilai kooperatif dan bersedia hadir ketika dihubungi oleh pihak kepolisian. Ia pun menjalani wajib lapor setiap hari Senin dan Kamis.

“Jaminan penangguhan penahanan akan didaftarkan ke panitera di pengadilan,” ujar Hendrik.

Seluruh barang bukti (BB) juga telah diamankan, sehingga tidak ada kekhawatiran akan hilang.

Polisi berencana segera menyerahkan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Sebelumnya, Kuasa Hukum keluarga korban Ridho Abdillah Husin menyatakan keberatannya atas tidak ditahannya terduga pelaku asusila FZ oleh Polresta Bandarlampung.

“FZ sebelumnya sudah ditahan di Polresta Bandar Lampung tapi kini dikeluarkan dari tahanan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis 31 Oktober 2024. (*)

 

Facebook Comments Box
Continue Reading