Lampung Selatan
Bupati Nanang Hadiri Rakor Evaluasi Penyerapan Anggaran

Alteripost.co, Lampung Selatan-
Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Nanang Ermanto mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Penyerapan Anggaran Daerah Tahun 2021, yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Senin (22/11/2021).
Bupati Nanang mengikuti rakor yang dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual dari ruang konferensi video, rumah dinas bupati Lamsel.
Dalam arahnnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, kontribusi kepala daerah menjadi salah satu komponen yang sangat diperlukan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal itu kata Tito Karnavian, daerah memiliki ruang fiskal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun anggaran dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, realisasi belanja daerah menjadi salah satu faktor penting dalam menstimulasi pergerakan ekonomi daerah.
“Dalam konteks itu, maka realisasi belanja menjadi sangat penting. Karena belanja pemerintah daerah selain bisa membuat terjadinya peredaran uang di daerah, juga bisa membuat daya beli masyarakat meningkat. Sehingga konsumsi rumah tangga juga meningkat,” katanya.
Namun demikian, menurut Tito Karnavian berdasarkan data-data yang ada masih terdapat beberapa daerah yang penyerapan belanja APBD-nya masih rendah. Namun, terdapat pula beberapa daerah yang belanja daerahnya sudah cukup baik. (*)
Lampung Selatan
Belajar Sambil Bermain, Murid TK Kunjungi Pabrik Tempe di Kalianda

Alteripost Kalianda – Puluhan murid TK Negeri Pembina Kalianda, mengunjungi pabrik tempe yang berada di Kampung Sukamekar, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Senin (5/5/2025).
Kegiatan itu dipimpin langsung Kepala TK Negeri Pembina Kalianda, Hj. Mashuri, S.Pd, beserta sejumlah dewan guru dan wali murid. Disana mereka belajar bagaimana membuat tempe.
Hj. Mashuri mengatakan, kunjungan itu merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka khususnya pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk anak didiknya.
“Sebelumnya anak-anak di sekolah memang sudah diperkenalkan dengan tempe. Hari mereka diajak melihat langsung proses pembuatannya di pabrik. Mulai dari kacang kedelai sampai menjadi tempe, hingga membeli tempe di tempatnya langsung,” ujar Hj. Mashuri.
Mashuri berharap, dengan terjun langsung ke lapangan, anak-anak bisa lebih menyukai dan mencintai salah satu makanan tradisional asli dari Indonesia tersebut.
“Harapannya anak-anak akan suka makan tempe sebagai makanan bergizi. Nanti insyaalah juga kita akan adakan market day, dimana anak-anak akan belajar menjual makanan olahan yang terbuat dari tempe,” kata Hj. Mashuri.
Sementara itu, Nuridin, pemilik pabrik tempe, mengapresiasi kunjungan tersebut, Dirinya merasa senang pabriknya menjadi bagian dari kegiatan edukasi anak-anak TK.
Nuridin menceritakan, ia telah memulai usaha membuat tempe sejak tahun 1992. “Usaha dari 1992. Masuk disini (Kampung Sukamekar) mulai tahun 1995,” ujar Nuridin kepada media ini.
Nuridin menyebut, tempe yang diproduksinya di pasok ke Pasar Kalianda dan seputaran wilayah Kecamatan Kalianda, dengan harga jual Rp5.000 untuk tempe yang dibungkus daun pisang dan Rp4.000 untuk tempe yang dibungkus dengan plastik.
“Sehari kita produksi 2,5 kwintal tempe. Kita pasarkan di Kalianda saja,” kata Nuridin.
Melalui kegiatan P5 tersebut, diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak, sekaligus menanamkan nilai-nilai kemandirian dan jiwa kewirausahaan sejak dini. (Rls)