Connect with us

Ruwajurai

Respon Positif Disdikbud, Jadikan Taman Budaya Sebagai Rumah Bagi Pelaku Seni

Published

on

Foto: para pelaku seni saat bersilaturahmi dengan Kepala UPT Taman Budaya Lampung (istimewa

 

Alteripost.co, Bandarlampung-
Tuntutan yang diajukan Forum Peduli Pemajuan Kebudayaan Lampung (FPPKL), mendapat tanggapan yang baik dari Disdikbud Provinsi Lampung dan juga UPT Taman Budaya Lampung (TBL).

Penghapusan retribusi dalam penggunaan gedung pertunjukan di TBL bagi pegiat seni di lampung, merupakan salah satu tuntutan yang disuarakan FPPKL dalam aksi damai yang digelar di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung pada tanggal 1 Desember kemarin.

Sebelumnya, dalam menanggapi aksi tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Sulpakar menunjukkan keterbukaan dirinya dan kemudian menjanjikan untuk memfasilitasi tuntutan-tuntutan FPPKL agar secepatnya dikabulkan.

Merespon janji tersebut, pada tanggal 6 Desember, Alexander GB selaku koordinator FPPKL beserta beberapa pegiat seni lainnya melakukan silaturahim dengan pihak TBL untuk membicarakan apa langkah kongkrit TBL dalam menyikapi berbagai permasalahan yang sedang terjadi.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala UPT TBL Aris Padila menyatakan bahwa Taman Budaya siap terbuka dalam menjalin kerja sama dengan para pegiat seni untuk bersama-sama menciptakan ekosistem seni-budaya yang sehat di Lampung. TBL akan merangkul para seniman dan menjadikan mereka sebagai mitra dalam upaya memajukan seni-budaya di Lampung.

“Taman Budaya terbuka untuk pegiat seni dan budaya. Silahkan manfaatkan fasilitas yang ada di rumah kita ini. ke depannya, seluruh kalangan pegiat seni di Lampung harus menjadi mitra bagi Taman Budaya Lampung. Kita fokus untuk sama-sama memajukan seni-budaya di Lampung agar lebih baik lagi,” ujar Aris Fadila.

Lalu terkait dengan penggunaan fasilitas gedung, ia dengan tegas menyatakan bahwa TBL setuju untuk melakukan penghapusan retribusi bagi para pegiat seni di Lampung yang akan melakukan kegiatan seni-budaya.

“Seperti yang bapak Kadis bilang, fasilitas di Taman Budaya kita gratiskan untuk pelaku seni, baik individu ataupun kelompok. Untuk saat ini, mari sama sama kita kawal perubahan Pergubnya,” tambah Aris.

Dalam pertemuan FPPKL dan pihak Tambud, perwakilan Seniman Kampus lampung (Sikam) menyampaikan ketersediaannya menjalin komitmen dan bermitra dengan taman budaya. Hal itu perlu dilakukan dalam upaya memajukan kebudayaan di Provinsi Lampung.

Perwakilan SIKAM juga menyampaikan bahwa, SIKAM akan mengadakan kegiatan Temu Seniman Kampus Lampung di Taman Budaya Lampung. kegiatan tersebut diagendakan terlaksana pada tanggal 17 Desember 2021.

Masing-masing UKM seni yang ada di Lampung akan berkolaborasi untuk menyuguhkan pertunjukan seni dalam satu panggung. kegiatan ini pun direspon dengan baik: Taman Budaya lampung siap bekerja sama untuk menyukseskan acara tersebut. (Rls)

Facebook Comments Box
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bandar Lampung

Minim Dukungan Media Lokal, Warga Bandar Lampung Suarakan Krisis Banjir ke Nasional

Published

on

Alteripost Bandar Lampung – Sejumlah warga kembali menggelar orasi untuk keempat kalinya di depan Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung pada Senin (28/4/2025), menuntut Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, mengambil langkah konkret dalam penanganan masalah banjir di kota tersebut.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi sebelumnya pada 25 April 2025, di mana Wali Kota Eva Dwiana sempat berencana berdialog dengan massa. Namun, warga menolak pertemuan di dalam kantor dan meminta Wali Kota berdialog secara terbuka di tengah panas terik bersama warga.

Salah satu peserta aksi, Zaskia Melisa, mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya pemberitaan media lokal terkait persoalan banjir di Bandar Lampung.

“Seperti yang kawan-kawan lihat, berita soal banjir sudah naik sampai ke tingkat nasional, namun hanya satu media besar di Lampung yang memberitakannya. Media-media lokal seolah bungkam,” kata Zaskia saat diwawancarai.

Ia menegaskan pernyataannya itu merupakan hasil pengamatan pribadi dari perkembangan media sosial, dan bukan tuduhan terhadap institusi tertentu.

“Rules-nya biasanya dari lembaga individu, kemudian ke lembaga kecil, akun-akun pergerakan, lalu ke media nasional. Sementara media lokal di Lampung belum terlihat menyuarakan isu ini. Saya melihat ini dari sudut pandang objektif, tanpa bermaksud menuduh,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan yang menyebutkan bahwa peserta demo bukan warga Bandar Lampung, Zaskia memberikan klarifikasi.

“Aku sedikit tertawa. Apakah kita harus menjadi warga Palestina untuk berbicara soal Free Palestine? Kan tidak. Aku orang Lampung, hanya saja secara administrasi belum pindah menjadi warga Bandar Lampung. Aku kuliah dan tinggal di sini, punya rasa kemanusiaan, maka aku juga berhak menyuarakan aspirasi,” tegasnya.

Sementara itu, pantauan di lapangan menunjukkan Kasat Pol PP bersama Kapolsek berupaya bernegosiasi dengan massa aksi. Sempat terjadi aksi dorong-mendorong antara massa dan petugas Pol PP, saat sejumlah warga mencoba merangsek masuk ke dalam kantor walikota. Namun situasi akhirnya berhasil dikendalikan.

Hingga massa membubarkan diri, Wali Kota Eva Dwiana belum dapat ditemui. Aparat gabungan dari Pol PP dan Kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan. (TIM).

Facebook Comments Box
Continue Reading