Ekonomi dan Bisnis
Bank Lampung Rilis SDBK Periode 31 Desember

Alteripost.co, Bandarlampung-
PT Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK) terbaru periode 31 Desember 2021.
Dari informasi yang dirilis Bank Lampung kepada Alteripost.co, Rabu (5/1/2022), SBDK untuk segmen kredit korporasi ditetapkan sebesar 8,86 persen per tahun.
Lalu, SBDK segmen kredit ritel dipatok sebesar 8,86 persen per tahun. Sementara segmen kredit mikro ditetapkan 8,86 persen per tahun.
Selain itu juga Bank Lampung merilis SBDK kredit konsumsi untuk KPR dan non-KPR ditetapkan sama yakni sebesar 8,86 persen.
SBDK digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh bank kepada nasabah.
Namun, suku bunga dasar kredit belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur.
“Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK,” demikian keterangan Bank Lampung.
Dalam kredit konsumsi non-KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
“Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap kantor bank dan/atau website Bank Lampung www.banklampung.co.id,” tulis Bank Lampung. (*)
Ekonomi dan Bisnis
Ekonomi Lampung Tumbuh 5,47% di Triwulan I 2025, Didukung Konsumsi, Investasi dan Ekspor

Alteripost Bandar Lampung – Mei 2025 Perekonomian Provinsi Lampung menunjukkan kinerja positif pada triwulan I 2025 dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47% (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2024 yang tumbuh 5,32% (yoy). Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia, secara nominal produk domestik regional bruto (PDRB) Lampung mencapai Rp121,70 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp69,56 triliun atas dasar harga konstan 2010.
Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil di angka 5,06%, didorong oleh tingginya permintaan selama perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Investasi juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,26% (yoy), seiring meningkatnya realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Sementara itu, ekspor menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan sebesar 12,96% (yoy), ditopang oleh tingginya permintaan terhadap komoditas utama seperti kopi robusta, crude palm oil (CPO), serta hasil perikanan seperti ikan dan udang.
Dari sisi lapangan usaha (LU), sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencatat pertumbuhan sebesar 5,42%, meningkat karena normalisasi musim panen pasca El Nino. Industri Pengolahan tumbuh kuat sebesar 8,79% meskipun sedikit melambat karena penurunan aktivitas pengolahan gula. Sektor perdagangan serta transportasi dan pergudangan juga tumbuh positif masing-masing sebesar 6,46% dan 8,20%.
Bank Indonesia memperkirakan tren positif ini akan berlanjut sepanjang 2025 dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Lampung berada dalam kisaran 4,6% hingga 5,3%. Pertumbuhan tersebut diperkirakan tetap ditopang oleh konsumsi domestik dan meningkatnya investasi setelah pemilu. Namun demikian, risiko penurunan permintaan global terhadap produk makanan dan minuman akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat mulai Juli 2025 menjadi perhatian.
Untuk menjaga prospek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Bank Indonesia menekankan pentingnya peningkatan produktivitas sektor hulu, penguatan hilirisasi berbasis komoditas unggulan, serta peningkatan daya saing dan diversifikasi produk ekspor.(*)