Ekonomi dan Bisnis
Berkolaborasi Dengan Pertamina dan BRI, HIPMI Lampung Siap Bangun Seratusan Pertashop di Lampung
Alteripost.co, Bandarlampung
DPD Himpunan Penguasaan Muda Indonesia (HIPMI) Lampung bersama 15 DPC HIPMI menggelar pertemuan guna membahas kolaborasi dengan Bank BRI dan Pertamina, dalam menyiapkan 100 Pertashop di 15 Kabupaten/Kota, Rabu (20/10/2021).
Kegiatan tersebut guna menindaklanjuti arahan dari Menteri BUMN RI, Erick Thohir saat kunjungan kerja ke Provinsi Lampung untuk membangun 10 ribu Pertashop se-Indonesia.
Dari pertemuan dengan seluruh ketua BPC HIPMI bersama Ketua DPD HIPMI Lampung, Ketua HIPMI Tubaba Afrizal Setia Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik target dari menteri BUMN agar mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.
“Rencananya HIPMI nanti akan mengambil 100 titik di seluruh Provinsi Lampung, dan kami sudah mendapatkan support dari Bank BRI guna mendukung realisasi target tersebut,” ujar nya, usai pertemuan antara ketua HIPMI setiap daerah di Hotel Aston.
“Kami perlu juga support dari Pemkab dalam mewujudkan hal ini seperti menentukan titik-titik Pertashop berdiri, karena ini juga program Kemendagri dalam percepatan sehingga Pemkab bisa mendukung penuh agar program tersebut dapat tercapai,” tambahnya.
Sedangkan nantinya, dalam realisasi 100 Pertashop itu, pihak BRI diharapkan dapat hadir dalam mendukung pembangunan 100 titik Pertashop yang akan dibangun.
Di sisi lain, Ketua DPD HIPMI Lampung Ahmad Giri Akbar mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik arahan dan dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir perihal pembangunan UMKM berupa Pertashop.
“Kesimpulan dari pertemuan dengan Menteri BUMN beberapa waktu lalu adalah mendukung para pengusaha di Lampung, untuk mengembangkan usaha Pertashop,” ujar Giri.
Anggota DPRD Provinsi Lampung tersebut juga menyebut, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BUMN melalui badan usahanya yakni Pertamina dan BRI untuk memaksimalkan pembangunan Pertashop di Provinsi Lampung ini.
Lanjut Giri, ada sekitar seratus titik Pertashop yang akan dibangun di masing-masing 15 Kabupaten dan Kota di Lampung.
“Peluang ini tidak akan kami (HIPMI Lampung, red) sia-siakan. Kita bakal memaksimalkan potensi yang ada. Pembangunan 100 Pertashop ini diharapkan dapat memberikan dampak positif juga ke Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitarnya,” pungkasnya. (Gus)
Ekonomi dan Bisnis
Jelang Akhir Tahun 2024, Inflasi Provinsi Lampung Stabil
Alteripost Bandar Lampung – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada bulan November 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode Oktober 2024
yang mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan
capaian nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,30% (mtm), walaupun lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata tingkat perkembangan IHK di Provinsi Lampung pada bulan November dalam tiga tahun terakhir yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm).
Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada bulan November 2024 mengalami inflasi 1,50% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,94% (yoy), begitu juga jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,55% (yoy).
Dilihat dari sumbernya, inflasi terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada
kelompok makanan dan minuman. Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan jeruk dengan andil masingmasing sebesar 0,21%; 0,09%; 0,04%; 0,03%; dan 0,03% (mtm). Peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh telah masuknya musim hujan sehingga berdampak kepada
produktivitas penghasil lokal (Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran) serta wilayah rekanan (Brebes). Adapun peningkatan harga tomat juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi menyebabkan tomat cepat membusuk sehingga petani mengalami gagal panen.
Peningkatan harga daging ayam ras disebabkan oleh harga pakan ternak (jagung)
yang mengalami kenaikan. Adapun hal tersebut tercermin dari data harga PIHPS untuk komoditas daging ayam ras secara rerata sebesar Rp31.500,00, lebih tinggi dari Rp29.500,00 pada bulan sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan harga bawang putih dan jeruk turut disebabkan oleh melambatnya impor serta dampak cuaca yang menghalangi distribusi ke pasar.
Adapun dampak cuaca tersebut sejalan dengan prakiraan BMKG bahwa mayoritas
wilayah di Provinsi Lampung menghadapi intensitas hujan menengah-tinggi pada bulan
Desember 2024.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada November 2024 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, terutama beras, cabai rawit, kentang, kopi bubuk, dan terong dengan andil masing-masing sebesar -0,03%; -0,03%; -0,02%; -0,01%; dan -0,01% (mtm).
Penurunan harga beras sejalan dengan telah masuknya panen gadu pada pertengahan bulan Oktober 2024. Hal tersebut tercermin dari produksi padi sebesar 525,8 ton GKG, tumbuh 22,85%(yoy) pada triwulan IV 2024. Adapun penurunan harga cabai rawit pasokan yang berlimpah pasca panen raya di daerah sentra (Jawa Timur).
Melambatnya harga kopi bubuk disebabkan oleh telah masuknya panen petani lokal. Adapun harga terong dan kentang melambat disebabkan oleh pasokan yang terjaga serta tidak diiringi oleh permintaan yang
tinggi.
Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) hingga dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti (Core Inflation) berupa peningkatan demand menjelang periode HBKN Nataru serta berlanjutnya peningkatanbharga emas.
Selanjutnya dari sisi Inflasi makanan yang
bergejolak (Volatile Food) adalah (i) kenaikan harga bawang merah dan aneka cabai seiring
dengan curah hujan yang meningkat pada akhir tahun; (ii) kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan peningkatan harga global.
Adapun risiko dari Inflasi Harga yang diatur
pemerintah (Administered Price) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.
Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi kedepan, Bank Indonesia dan TPID Provinsi Lampung akan terus melanjutkan upaya menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K.
1. Keterjangkauan Harga
a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun
sampai dengan HET.
b. Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas yang berisiko
mengalami kenaikan harga seperti bawang merah, aneka cabai, serta daging ayam
ras.
2. Ketersediaan Pasokan
a. Implementasi Toko Pengendalian Inflasi di seluruh wilayah IHK/Non-IHK, yaitu Toko
MAPAN di Kota Metro, toko TAPIS di Kota Bandar Lampung, dan toko TOPIK di
Kabupaten Lampung Selatan.
b. Penguatan kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas-komoditas defisit dan
berisiko defisit dengan daerah sentra produksi.
3. Kelancaran Distribusi
a. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume dan rute penerbangan
Lampung menuju Jakarta, Batam, Medan, dan Bali.
b. Penguatan implementasi Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar) dalam menjaga
kelancaran operasi pasar.
4. Komunikasi efektif . Melakukan rapat koordinasi rutin mingguan di setiap Kabupaten/Kota dalam rangka
menjaga awareness terkait dinamika harga dan pasokan terkini.
b. Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam untuk
mencegah perilaku panic buying. (*)